Jugaperbedaan keturunan Kain dengan keturunan Set. Lamekh (keturunan Kain), manusia pertama yang memiliki lebih dari satu istri. Enos anaknya Set yang dalam masanya orang mulai memanggil Nama Tuhan. Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Kejadian (Genesis 4:17 - Genesis 4:26 dengan judul perikop Keturunan Kain, Set dan Enos). Namun derita Ayub belum selesai. Sang istri yang sangat mengerti tabiat Ayub tak bisa menahan diri. Dengan lugas dia berkata, "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (Ayb. 2:9). Sudah jatuh, ketimpa tangga, lalu koma. Meski demikian, janganlah kita terlalu menyalahkan istri Ayub. Ia sangat mengenal Ayub. JikaMoms dan Dads sedang menanti kelahiran bayi perempuan, berikut ini beberapa inspirasi nama bayi perempuan Kristen yang unik untuk Anda lirik. Abigail: dalam bahasa Ibrani berarti kebahagiaan seorang ayah. Abilene: nama sebuah tempat dalam kisah Alkitab, yang dalam bahasa Ibrani artinya tanah padang rumput. Bethany: dalam bahasa Indonesia IbnuIshaq menyebutkan bahwa silsilah Ayyub adalah Ayyub bin Mush bin Razah bin Al-'Aish (Esau) bin Ishaq bin Ibrahim. Pendapat lain menyatakan bahwa silsilahnya adalah Ayyub bin Mush bin Raghwil ( Rehuel) bin Esau bin Ishaq bin Ibrahim. [1] Rehuel adalah putra Esau dengan istri ketiganya, Mahalat binti Isma'il. [2] Ayub(أيّوب; Job) adalah tokoh utama dalam Kitab Ayub di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Baru!!: Daftar nama dalam Alkitab diawali huruf A dan Ayub · Lihat lebih » Azarya. Azarya (עֲזַרְיָה, artinya "YHWH menolong"; Azarias; Azariah) adalah nama pria dari bahasa Ibrani yang mengacu kepada sejumlah orang Ayub(bahasa Ibrani: אִיּוֹב, Modern Iyyov Tiberias ʾIyyôḇ, bahasa Arab: أيّوب ‎ Ayyūb; bahasa Inggris: Job) adalah tokoh utama dalam Kitab Ayub di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.Ayub disebut sebagai nabi Allah di dalam Al-Quran.. Riwayat. Kitab Ayub dimulai dengan pernyataan: . Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur Lihatdefinisi kata "Ayub" dalam Studi Kamus Alkitab. Ayub Job's Piety and Prosperity ; Job and his family (BLAKE, William) Job and his family * (BLAKE, William) Arti nama: DIMANAKAH AYAH ? Istri: Tak disebut dan bukan penolong - Ayub 2:9: Anak laki-laki: 14 orang - Ayub 1:2, 42:13: Siapanama istri Potifar? sembunyikan teks. Namanya tidak tertulis di dalam Alkitab, meskipun ada dalam tradisi. Al-Quran menyebutnya Zuleika, dan beberapa penulis Arab tertentu menyebutnya Rail. dibuat dalam 0.03 detik dipersembahkan oleh YLSA. Alkitab SABDA. Antarmuka : Apanama istri Ayub dalam Alkitab? Tradisi Yahudi apokrif mengatakan bahwa Sitis, atau Sitidos, adalah yang pertama istri Ayub dan dia meninggal selama tragedi yang menimpa mereka. Ketika masalah berakhir Pekerjaan adalah menikahi Dina, putri Yakub. Siapakah Dina putri Yakub? Jakarta Viral di media sosial Facebook, sebuah Alkitab milik warga Desa Waimatan, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata yang tersapu banjir bandang ditemukan dalam kondisi terkoyak dan penuh lumpur.. Baca Juga: Pemerintah Pusat Kucurkan Dana Rp150 M untuk Pengendalian Banjir di NTT Kendati demikian, saat ditemukan dalam posisi terbuka, terdapat kutiban nasihat Nabi Ayub DalamAlkitab, Kezia adalah nama putri kedua Ayub. Nama ini mengacu pada 'pohon Cassia' atau 'pohon kayu manis.' Dalam Alkitab, nama ini adalah nama istri Abraham dan ibu dari Ishak. 45. Shelomith. Nama anak perempuan dari Alkitab (Leviticus 24:10-13) ini cenderung unik dan penuh makna. Shelomith memiliki arti 'damai.' KisahAyub dalam Alkitab—Pria yang Setia (Buku Ayub 1-5) HARTA FIRMAN ALLAH | AYUB 1-5 Ayub Tak Tergoyahkan Saat Diuji Ayub tinggal di Uz sewaktu orang Israel diperbudak di Mesir. Walaupun bukan orang Israel, Ayub adalah penyembah Yehuwa yang setia. Dia adalah orang yang kaya raya, berpengaruh di lingkungannya, dan memiliki keluarga yang besar. Ayubsangat kesakitan. Dia tidak tahu kenapa semua itu terjadi. Tapi, Ayub tetap setia kepada Yehuwa. Karena itu, Allah sangat senang kepada Ayub. Lalu, Setan mengirim tiga pria untuk menguji Ayub. Mereka berkata, 'Kamu pasti berbuat dosa dan mencoba menyembunyikannya. Allah sedang menghukummu.'. Ayub berkata, 'Aku tidak berbuat salah.'. Artinama bayi dalam alkitab. Itu dia 100 nama anak bayi perempuan Kristen dari dalam Alkitab. Nah kami pun sudah menyiapkan kumpulan nama bayi perempuan kristen dalam Alkitab dan artinya khusus untuk Anda. Berikut ini adalah daftar hal yang perlu. Ayub merupakan salah satu tokoh Alkitab yang paling sabar dalam Alkitab Ayub 11. Selamat memilih Berikutini adalah daftar nama tokoh dan tempat di dalam alkitab berawalan huruf n. na naama (bahasa ibrani: נעמה‎, na·'ă·māh, artinya: menyenangkan, sedap): (1) nama putri lamekh dari istrinya, zila; adik tubal-kain (kejadian 4:22), adalah istri nuh menurut midrash bereshith rabba (23.3) berdasarkan komentari rashi; (2) seorang perempuan amon; istri raja salomo; MltrFSJ. Istri Ayub Ayub 29-10 Keadaan Ayub yang begitu mengerikan membuat istrinya menjerit, "Masih bertekunlah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah !" ayat 9. Kesalehan Ayub membuat Tuhan senang, tetapi membuat istrinya marah. Pulpit Commentary mengatakan , "Ia membiarkan dirinya menjadi sekutu Setan dan musuh terburuk suaminya. Terlihat dengan jelas bahwa ia mendesak suaminya untuk melakukan hal yang persis sama dengan yang dikatakan oleh Setan Ayub 111; 25, dan yang jelas diinginkan oleh Setan untuk dilakukan oleh Ayub, dan dengan demikian berkelahi di pihak Setan, dan menambah kesukaran bagi suaminya." Sekalipun istri Ayub jelas salah, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa ia sangat menderita. Kesepuluh anaknya dan semua menantunya mati seketika. Kini suaminya ditimpa penyakit dan ia harus merawat Ayub dan menahan bau busuk yang menyengat. Sama seperti Ayubub, ia juga kebingungan memikirkan apa penyebab malapetaka itu. Ia juga berpendapat bahwa malapetaka datangnya dari Tuhan. Tetapi ia tidak bisa dan tidak mau menerima bahwa Tuhan memperlakukan mereka secara sewenang-wenang tanpa memberi tahu apa alasannya. Ini jelas merupakan sesuatu yang sangat menyakitkan bagi Ayub. Di tengah-tengah semua kehilangan dan penyakit yang ia alami, istrinya bukannya mendukungnya, tetapi bahkan mengeluarkan kata-kata seperti itu. Ayub sangat terpukul dengan desakan istrinya dan menolak desakan istrinya, "Engkau berbicara seperti perempuan gila." ayat 10a. Kata 'gila' dapat diartikan 'bodoh'. Francis I. Andersen mengatakan ,"Apa pun yang terletak di balik kata-katanya, Ayub menolaknya dengan kemurkaan. Tetapi ia tidak menyebutnya 'jahat', tetapi hanya 'bodoh', yaitu tidak mempunyai ketajaman dalam membedakan. Ia berpikir Tuhan telah menemukan apapun yang salah dengan apa yang telah terjadi padanya." Kebodohan perilaku sang istri makin menajamkan hikmat dari kesabaran Ayub yang saleh. Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk ? ayat 10b. Ayub mengatakan keyakinannya bahwa segala sesuatu , yang baik maupun yang buruk berasal dari Tuhan. Sikapnya sama seperti sebelumnya Ayub 121. Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya ayat 10c. Dia tidak mengucapkan kutukan terhadap Tuhan sebagaimana dinubuatkan Iblis dengan penuh Memercayai Tuhan tidaklah berarti bahwa Dia senantiasa akan membebaskan kita dari kesulitan, demikian pula kesetiaan kepada Tuhan tidak menjamin kemakmuran dan keberhasilan. Ingatlah bahwa Tuhan ada ditengah-tengah pencobaan yang kita alami. TIRULAH IMAN MEREKA AYUB Download ”Aku Akan Mempertahankan Integritasku!” Pria itu duduk sendirian. Sekujur tubuhnya penuh dengan bisul yang menyakitkan, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Pria itu duduk di abu, sebagai ungkapan rasa dukanya. Kepalanya tertunduk, bahunya terbungkuk. Dia bahkan tidak punya tenaga untuk mengebas lalat yang beterbangan di sekelilingnya. Dia hanya bisa menggaruk lukanya yang bernanah dengan pecahan tanah liat. Dulu dia dihormati, tapi kini dia dilupakan. Dia tidak dianggap lagi oleh teman, tetangga, dan keluarganya. Orang-orang, bahkan anak kecil, mengejek dia. Dia merasa bahwa Allahnya, Yehuwa, telah berbalik menyerang dia. Tapi dia ternyata keliru.​—Ayub 28; 1918, 22. Pria itu bernama Ayub. Di mata Allah, ”tidak ada yang seperti [Ayub] di bumi”. Ayub 18 Ratusan tahun kemudian, Yehuwa masih menganggapnya sebagai salah satu orang benar yang pernah hidup di bumi.​—Yehezkiel 1414, 20. Kita semua pasti pernah mengalami musibah dan kesulitan. Kisah hidup Ayub bisa sangat menguatkan kita. Kisah ini juga bisa mengajar kita satu sifat penting yang harus dimiliki setiap hamba Allah, yaitu integritas. Orang yang punya integritas adalah orang yang sungguh-sungguh mengabdi kepada Allah meski menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Mari kita belajar lebih jauh tentang sifat itu dari Ayub. Yang Tidak Ayub Ketahui Kisah Ayub sepertinya ditulis oleh Musa tidak lama setelah Ayub meninggal. Dengan bimbingan dari Allah, Musa menulis bukan hanya peristiwa yang dialami Ayub, tapi juga beberapa peristiwa yang terjadi di surga. Musa mengawali kisah itu dengan menceritakan kehidupan Ayub yang menyenangkan dan bahagia. Dia kaya raya, terkenal, dan dihormati di negeri Uz, mungkin terletak di bagian utara Arab. Dia suka menolong orang yang miskin dan melindungi orang yang tidak berdaya. Ayub dan istrinya dikaruniai sepuluh anak. Tapi hal yang paling berharga dalam kehidupannya adalah hubungannya dengan Yehuwa. Dia selalu berupaya menyenangkan Yehuwa, seperti Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf yang adalah keluarga jauhnya. Seperti pria-pria setia itu, Ayub juga menjadi imam bagi keluarganya dengan mempersembahkan korban demi anak-anaknya.​—Ayub 11-5; 3116-22. Tapi tiba-tiba, ada kisah lain yang memengaruhi kehidupan Ayub. Musa mencatat apa yang terjadi di surga, yang justru tidak Ayub ketahui. Pada suatu waktu, malaikat-malaikat Yehuwa yang setia berkumpul di hadapan Allah. Setan, si malaikat pemberontak, turut hadir di sana. Yehuwa tahu bahwa Setan tidak menyukai Ayub yang setia. Jadi di depan Setan, Allah menyebutkan integritas Ayub yang luar biasa. Setan menjawab dengan nada menantang, ”Kalau Ayub tidak mendapat apa-apa, apa dia tetap takut kepada-Mu? Bukankah selama ini Engkau melindungi dia, keluarganya, dan semua miliknya?” Setan membenci orang yang mempertahankan integritasnya kepada Yehuwa. Orang seperti itu membuktikan bahwa masih ada yang mau mengabdi kepada Allah dengan tulus, berbeda dengan Setan yang memberontak dan mementingkan diri. Jadi, Setan mati-matian mengatakan bahwa Ayub melayani Allah karena ada maunya. Seandainya Ayub kehilangan semua miliknya yang berharga, Setan yakin bahwa Ayub akan mengutuki dan meninggalkan Yehuwa!​—Ayub 16-11. Tanpa Ayub sadari, Yehuwa memberinya sebuah kesempatan istimewa untuk membuktikan bahwa tuduhan Setan itu keliru. Yehuwa membiarkan Setan merenggut semua yang Ayub miliki, kecuali nyawanya. Dengan kejam, Setan pun mulai beraksi. Dalam satu hari, Ayub ditimpa serentetan musibah. Awalnya, Ayub kehilangan semua ternaknya. Sapi, keledai, domba, dan unta miliknya lenyap dalam sekejap. Para penjaga ternaknya bahkan dibunuh. Salah seorang penjaga yang selamat melaporkan bahwa ”api dari Allah”, atau mungkin kilat, memakan habis semua dombanya. Selagi Ayub masih kaget karena kehilangan harta dan hambanya, dia tertimpa musibah lain yang jauh lebih berat. Saat sepuluh anaknya sedang berkumpul di rumah anak sulung Ayub, ada angin kencang yang tiba-tiba merobohkan rumah itu dan menewaskan mereka semua!​—Ayub 112-19. Kita mungkin sulit membayangkan perasaan Ayub. Dia merobek pakaiannya, mencukur habis rambutnya, dan jatuh tersungkur. Setan dengan licik membuat semua musibah itu seolah-olah berasal dari Allah. Ayub pun menyimpulkan bahwa Allah mengambil kembali semua yang sudah Dia berikan kepadanya. Meski begitu, di luar dugaan Setan, Ayub tidak mengutuki Allah. Ayub justru berkata, ”Terpujilah nama Yehuwa selalu.”​—Ayub 120-22. Ayub tidak tahu bahwa Setan meragukan integritasnya di depan Allah ”Dia Pasti Mengutuki Engkau” Melihat itu, Setan sangat marah. Tapi, dia pantang mundur. Saat ada pertemuan para malaikat, dia datang lagi ke hadapan Yehuwa. Pada waktu itu, Yehuwa kembali memuji Ayub karena Ayub tetap setia meski menghadapi serangan Setan yang bertubi-tubi. Setan mengatakan, ”Kulit ganti kulit. Orang akan menyerahkan apa pun yang dia miliki demi mempertahankan nyawanya. Sekarang, coba ulurkan tangan-Mu dan sakiti tubuhnya. Dia pasti mengutuki Engkau di depan muka-Mu.” Kali ini, Setan yakin kalau Ayub menderita penyakit yang parah, dia pasti mengutuki Allah. Karena yakin Ayub akan setia, Yehuwa membiarkan Setan membuat Ayub sakit, asalkan dia tidak sampai membunuh Ayub.​—Ayub 21-6. Ayub pun mengalami keadaan seperti yang disebutkan di awal artikel ini. Bayangkan perasaan istrinya. Dia masih sangat terpukul karena baru saja kehilangan sepuluh anaknya. Sekarang dia harus melihat suaminya menderita penyakit parah, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa! Dia meratap, ”Sampai kapan kamu mau mempertahankan integritasmu dengan teguh? Kutuki saja Allah dan matilah!” Ayub pasti kaget karena dia tidak pernah menyangka bahwa istrinya yang tercinta mengatakan hal seperti itu. Tapi, Ayub merasa bahwa itu hanyalah ucapan yang bodoh. Dia tetap tidak mau mengutuki Allah. Dia sama sekali tidak mengucapkan kata-kata yang melawan Allah.​—Ayub 27-10. Tahukah Saudara bahwa kisah nyata ini ada hubungannya dengan Saudara? Perhatikan baik-baik bahwa tuduhan Setan tidak hanya ditujukan kepada Ayub, tapi juga kepada kita semua. Setan mengatakan, ”Orang akan menyerahkan apa pun yang dia miliki demi mempertahankan nyawanya.” Jadi, Setan merasa bahwa tidak mungkin ada manusia yang bisa berintegritas. Dia menuduh bahwa Saudara tidak tulus mengasihi Allah dan akan langsung meninggalkan-Nya kalau nyawa Saudara terancam. Setan sebenarnya mengatakan bahwa Saudara sama egoisnya dengan dia! Maukah Saudara membuktikan bahwa Setan salah? Kita semua punya kesempatan untuk melakukan itu. Amsal 2711 Tapi, masih ada lagi tantangan yang Ayub hadapi. Mari kita lihat apa yang terjadi selanjutnya. Teman-Teman Palsu Alkitab menceritakan bahwa ada tiga teman Ayub yang mendengar musibah yang Ayub alami. Mereka pun mengunjunginya untuk menghiburnya. Dari jauh, mereka hampir tidak mengenali Ayub. Sekujur tubuh Ayub penuh luka-luka yang membuat kulitnya menghitam dan dipenuhi rasa sakit. Tiga orang itu adalah Elifaz, Bildad, dan Zofar. Mereka berpura-pura ikut sedih atas penderitaan Ayub, bahkan sampai menangis dengan keras dan menghamburkan debu ke kepala mereka. Lalu, mereka duduk di dekat Ayub tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Selama seminggu, mereka hanya duduk, diam seribu bahasa. Yang mereka lakukan itu sama sekali tidak menghibur Ayub. Mereka tidak bertanya apa pun kepadanya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, padahal Ayub jelas-jelas sedang menderita.​—Ayub 211-13; 3030. Akhirnya, Ayub memutuskan untuk angkat suara. Dia meluapkan rasa sakitnya dengan mengutuki hari kelahirannya. Dia merasa sangat susah karena dia berpikir bahwa Allah yang menimpakan semua masalah atas dirinya! Ayub 31, 2, 23 Ayub memang tidak kehilangan iman, tapi dia sangat membutuhkan penghiburan. Sayangnya, saat ketiga temannya mulai bicara, kata-kata mereka sama sekali tidak menguatkan. Ayub bahkan merasa bahwa mereka lebih baik diam saja!​—Ayub 135. Elifaz adalah orang pertama yang mulai bicara. Dia sepertinya jauh lebih tua daripada Ayub dan yang tertua di antara ketiga teman Ayub. Bildad dan Zofar bisa jadi ikut-ikutan cara berpikir Elifaz yang keliru. Sekilas, kata-kata mereka kedengarannya masuk akal dan tidak salah. Mereka mengulangi pendapat banyak orang bahwa Allah itu sangat mulia dan bahwa Dia menghukum orang jahat serta memberkati orang baik. Tapi, mereka sebenarnya sama sekali tidak berniat untuk menghibur Ayub. Misalnya, Elifaz menuduh bahwa Ayub pasti sudah berbuat dosa dan menyimpulkan bahwa dia sedang dihukum Allah.​—Ayub 41, 7, 8; 53-6. Ayub tentu tidak terima tuduhan itu. Dia langsung membantah kata-kata Elifaz. Ayub 625 Tapi, ketiga orang itu justru semakin yakin bahwa Ayub pasti berupaya menyembunyikan kesalahannya. Mereka merasa bahwa Ayub memang pantas menerima hukuman dari Allah. Elifaz menuduh Ayub lancang, jahat, dan tidak takut lagi kepada Allah. Ayub 154, 7-9, 20-24; 226-11 Zofar menyuruh Ayub berhenti berbuat jahat dan berhenti menikmati hal-hal yang berdosa. Ayub 112, 3, 14; 205, 12, 13 Tapi, yang paling menyakitkan adalah kata-kata Bildad. Dia merasa bahwa anak-anak Ayub pantas dihukum mati karena mereka melakukan suatu dosa!​—Ayub 84, 13. Tiga teman Ayub tidak membuatnya terhibur, tapi malah semakin membuatnya tertekan Apakah Integritas Memang Ada Gunanya? Ketiga pria itu tidak berhenti sampai di sana. Mereka tidak hanya meragukan integritas Ayub, tapi juga mempertanyakan apakah integritas itu memang masih ada gunanya! Elifaz mengawali kata-katanya dengan menceritakan bahwa dia melihat penampakan yang menyeramkan. Setelah bertemu roh jahat itu, Elifaz menyimpulkan bahwa Allah ”tidak percaya kepada hamba-hamba-Nya, dan Dia mencari kesalahan para malaikat-Nya”. Dengan kata lain, Elifaz mengatakan bahwa tidak ada manusia yang bisa menyenangkan Allah. Lalu, Bildad menambahkan bahwa manusia itu tidak ada bedanya dengan seekor belatung. Jadi, Bildad menyimpulkan bahwa bagi Allah, tidak ada gunanya apakah Ayub setia atau tidak!​—Ayub 412-18; 1515; 222, 3; 254-6. Pernahkah Saudara menghibur orang yang sedang mengalami kesusahan yang berat? Pasti itu tidak mudah. Ada pelajaran penting yang bisa kita dapatkan dari kisah ini. Dari teman-teman palsu Ayub, kita bisa tahu hal-hal apa saja yang tidak boleh kita ucapkan. Kata-kata mereka mungkin terdengar hebat dan masuk akal, tapi mereka sama sekali tidak punya rasa kasihan kepada Ayub. Mereka bahkan tidak pernah menyebut nama Ayub sewaktu berbicara kepadanya! Mereka tidak peduli perasaan Ayub yang sedang berduka dan tidak bersikap lembut kepadanya. a Jadi, kalau ada orang yang sedang susah, cobalah untuk tetap ramah, lembut, dan baik hati. Hibur dia dan bantu agar imannya bisa tetap kuat. Dengan begitu, dia bisa terus mengandalkan Allah dan percaya bahwa Allah itu sangat baik, berbelaskasihan, dan adil. Seandainya ketiga teman Ayub yang mengalami musibah, Ayub pasti akan menghibur mereka. Ayub 164, 5 Tapi, Ayub tidak mendapatkan perlakuan seperti itu dari teman-temannya. Jadi, bagaimana tanggapan Ayub? Apakah kata-kata mereka ada pengaruhnya atas integritas Ayub? Ayub Tetap Tegar Sebelum perdebatan itu terjadi, Ayub sebenarnya sudah tertekan dengan berbagai musibah yang dia alami. Dia sendiri mengakui bahwa kesulitannya membuat dia seperti ”orang yang putus asa” sehingga dia kadang ”bicara sembarangan”. Ayub 63, 26 Kita bisa memakluminya karena Ayub pasti sedang merasa susah. Kata-kata Ayub juga menunjukkan bahwa dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Semua musibah yang menimpa Ayub dan keluarganya terjadi secara mendadak dan tampaknya tidak mungkin disebabkan oleh manusia. Jadi, Ayub mengira bahwa Yehuwa-lah penyebabnya. Tapi, Ayub membuat kesimpulan yang keliru karena dia tidak tahu beberapa peristiwa penting yang terjadi di surga. Meski begitu, Ayub tetap punya iman yang teguh dan kuat. Imannya kelihatan jelas dari kata-katanya selama perdebatan yang panjang itu. Kata-katanya masih menyentuh hati, menguatkan, dan bermanfaat bagi kita sekarang. Misalnya, sewaktu Ayub memuliakan Allah atas karya ciptaan-Nya yang menakjubkan, dia menyebutkan hal-hal yang tidak mungkin diketahui manusia kalau bukan Pencipta sendiri yang memberitahukannya. Sebagai contoh, jauh sebelum para ilmuwan mengetahuinya, Ayub mengatakan bahwa Yehuwa ”menggantung bumi di kekosongan”. b Ayub 267 Selain itu, sewaktu Ayub membicarakan tentang harapan di masa depan, dia punya harapan yang sama seperti yang dimiliki oleh orang-orang setia lainnya. Ayub percaya bahwa seandainya dia mati, Allah akan mengingat dia, merindukan dia, dan menghidupkan dia lagi.​—Ayub 1413-15; Ibrani 1117-19, 35. Nah, bagaimana dengan pandangan ketiga teman palsu Ayub tentang integritas? Mereka berpendapat bahwa integritas manusia tidak ada gunanya bagi Allah. Apa Ayub ikut-ikutan terpengaruh pandangan mereka? Sama sekali tidak! Ayub sangat yakin bahwa integritas itu penting bagi Allah. Tanpa ragu, Ayub mengatakan tentang Yehuwa ”Dia mengetahui integritasku.” Ayub 316 Tidak hanya itu, Ayub juga menunjukkan bahwa tuduhan teman-temannya tentang integritasnya itu keliru. Jadi, dia membuat pembelaan panjang yang akhirnya bisa membungkam mereka. Ayub mengerti bahwa integritas itu berarti tetap setia dalam segala hal. Dia menjelaskan apa saja yang dia lakukan setiap hari untuk mempertahankan integritasnya. Misalnya, dia tidak mau melakukan segala bentuk penyembahan berhala. Dia juga bersikap baik dan sopan kepada orang lain. Dia tidak berpikiran dan berbuat cabul serta menghormati perkawinannya. Yang terutama, dia tetap setia dan mengabdi kepada satu-satunya Allah yang benar, Yehuwa. Itulah sebabnya Ayub bisa dengan yakin mengatakan, ”Sampai mati aku akan mempertahankan integritasku!”​—Ayub 275, catatan kaki; 311, 2, 9-11, 16-18, 26-28. Ayub tetap mempertahankan integritasnya Tirulah Iman Ayub Apakah Saudara setuju dengan pandangan Ayub tentang integritas? Memang mudah untuk mengatakan bahwa kita punya integritas, tapi yang penting adalah membuktikannya lewat tindakan kita. Kalau kita sungguh-sungguh mengabdi kepada Allah, kita akan menaati Dia dan melakukan apa yang Dia sukai dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sewaktu kita sedang susah. Dengan begitu, seperti yang Ayub lakukan dulu, kita bisa membuat Yehuwa senang dan membuat Setan gigit jari. Inilah cara terbaik untuk meniru iman Ayub! Tapi, kisah Ayub belum berakhir. Ayub lupa satu hal yang paling penting. Dia hanya membela dirinya sendiri, sampai-sampai dia lupa membela nama baik Yehuwa. Jadi, Ayub perlu dinasihati dan dibantu supaya punya pandangan yang benar. Selain itu, dia perlu segera dihibur karena masih sangat sedih dan menderita. Apa yang Yehuwa lakukan untuk hamba-Nya yang beriman dan setia ini? Artikel berikut akan menjawabnya. APAKAH engkau merasa kasihan kepada orang yang sakit ini? Namanya adalah Ayub, dan perempuan itu adalah istrinya. Tahukah kau apa yang ia katakan kepada Ayub? ’Sumpahi Allah lalu matilah.’ Mari kita lihat mengapa ia sampai berkata demikian dan mengapa Ayub begitu menderita. Ayub adalah seorang yang setia dan patuh kepada Yehuwa. Ia tinggal di tanah Us, tidak jauh dari Kanaan. Yehuwa sangat mengasihi Ayub, tetapi ada seseorang yang membencinya. Tahukah engkau siapa itu? Ia adalah Setan si Iblis. Jangan lupa, Setan itu adalah malaikat yang jahat yang membenci Yehuwa. Ia telah berhasil membuat Adam dan Hawa tidak mematuhi Yehuwa, dan ia kira dapat membuat siapa saja tidak patuh kepada Yehuwa. Berhasilkah ia? Tidak. Ingat betapa banyaknya orang yang setia, laki-laki maupun perempuan yang telah kita ketahui. Berapa orang yang dapat kau sebut namanya? Setelah Yakub dan Yusuf meninggal di Mesir, Ayublah orang yang paling setia kepada Yehuwa di seluruh muka bumi. Yehuwa ingin agar Setan mengetahui bahwa ia tidak dapat membuat semua orang menjadi jahat, maka Yehuwa berkata, ’Lihatlah Ayub. Lihat betapa setia ia kepada-Ku.’ ’Ia setia,’ Setan berkata, ’karena Engkau memberkatinya sehingga ia memiliki banyak hal-hal yang baik. Tetapi bila Engkau mengambil semua miliknya itu dari padanya, tentu ia akan menyumpahi Engkau.’ Maka berkatalah Yehuwa, ’Silakan. Ambillah semua miliknya. Berbuatlah segala hal yang jahat terhadap Ayub. Kita akan lihat apakah ia nanti akan menyumpahi Aku. Hanya janganlah engkau membunuh dia.’ Pertama-tama Setan mendatangkan perampok-perampok, lalu mereka mencuri semua ternak, domba-domba dan unta-unta milik Ayub. Setelah itu ia membunuh semua anak lelaki dan anak perempuan Ayub dengan mendatangkan sebuah badai. Selanjutnya Setan menghantam Ayub dengan penyakit yang hebat. Ayub sangat menderita. Oleh sebab itu istri Ayub berkata kepadanya, ’Sumpahi Allah lalu matilah.’ Tetapi Ayub tidak melakukan itu. Juga tiga orang teman Ayub yang curang datang dan berkata kepada Ayub, bahwa Ayub telah menjalani suatu cara hidup yang tidak baik. Tetapi Ayub tetap setia. Hal ini membuat Yehuwa sangat senang, sehingga setelah itu Ia memberkati Ayub, seperti yang engkau lihat dalam gambar. Ia menyembuhkan Ayub dari penyakitnya. Ayub memperoleh lagi 10 anak-anak yang cantik, ternak, domba dan unta sebanyak dua kali lipat daripada yang pernah ia miliki sebelumnya. Apakah engkau akan setia terus kepada Yehuwa seperti Ayub? Jika demikian halnya, maka Allah akan memberkati engkau juga. Engkau akan dapat hidup selama-lamanya, apabila seluruh bumi ini akan dijadikan sama indahnya seperti taman Eden. Ayb. 27-10 Segala harta, juga anak-anak, Ayub telah musnah. Kehidupan Ayub jatuh ke titik nadir. Barah busuk pun ada di sekujur tubuhnya, dari telapak kaki hingga kepala. Saking gatalnya, Ayub merasa perlu mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya. Sudah jatuh, ketimpa tangga. Harta tiada, tubuh pun menderita. Namun, derita Ayub belum selesai. Sang istri yang sangat mengerti tabiat Ayub tak bisa menahan diri. Dengan lugas dia berkata, ”Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” Ayb. 29. Sudah jatuh, ketimpa tangga, lalu koma. Meski demikian, janganlah kita terlalu menyalahkan istri Ayub. Ia sangat mengenal Ayub. Dalam konsep zaman itu—juga masih banyak dianut hingga kini, saleh diberkati, jahat dikutuk. Ia sangat mengenal suaminya. Dia tahu Ayub saleh. Jadi, dalam kasus ini yang patut dipersalahkan bukan Ayub, tetapi Allah. Sehingga ia meminta Ayub untuk mengutuki Allah, yang telah bertindak tidak adil, dan bunuh diri. Istri Ayub tak mampu memahami dan menerima apa yang terjadi pada suaminya. Ia agaknya merasakan penderitaan Ayub. Ketika kehilangan harta dan anak, istri Ayub masih bisa bertahan. Tidak terdengar satu kata pun dari bibirnya. Usulan sang istri agar Ayub bunuh diri, sejatinya bukanlah karena dia tidak sayang lagi dengan suaminya. Kemungkinan besar karena dia sangat menyayangi Ayub. Ayub tak sepakat dengan istrinya. Ia malah memarahi istrinya. Ayub berkata, ”Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Ayb. 210. Dan perempuan itu pun diam. Kita bisa belajar dari sepasang suami-istri ini. Mereka tetap bertahan dalam penderitaan. Mereka tetap menjadi suami-istri. Alkitab mencatat bahwa sang istri tidak pernah meninggalkan suaminya. Dia memang tidak dapat menerima apa yang terjadi pada suaminya. Dia juga tidak bisa memahami pola pikir dan pola iman suaminya. Namun, ia tetap setia mendampingi suaminya. Dia tidak meninggalkan Ayub. Bahkan, ketika Ayub menghardiknya sebagai perempuan gila, perempuan itu tidak menjawab apa-apa. Agaknya, ia sadar telah berbuat salah. Diam adalah jawaban terbaik saat itu. Itulah yang bisa kita pelajari darinya. Silence is gold. Yoel M. Indrasmoro Literatur Perkantas Nasional

nama istri ayub dalam alkitab